Istilah yang digunakan di Dunia Pertambangan bagian Kedua

Blog Mas Dory - Istilah-istilah dalam dunia pertambangan bagian kedua. Setelah dua kali berturut-turut membagikan informasi yang berhubungan dengan rumus. Yaitu rumus ketersediaan alat ditambang, dengan rumus produktivitas alat muat di tambang. Kali ini saya selingi dengan informasi istilah yang sering di gunakan dalam dunia pertambangan bagian kedua.

Sebenarnya saya sudah membuat informasi tentang istilah ini di artikel sebelumnya. Namun saya yakin informasi yang ada di dalamnya belum mencakup semua istilah yang ada di dunia pertambangan ini. Saya harap dengan artikel bagian kedua ini, bisa menambah wawasan tentang dunia pertambangan, khususnya pada diri saya sendiri.

Sebenarnya ide menulis dan mengumpulkan istilah yang ada di dunia pertambangan dalam blog Mas Dory ini muncul setelah terjadi obrolan ringan, santai, dan penuh canda dengan teman-teman saya saat jam istirahat makan siang. Salah satu teman yang menyebut saya "Kamus pertambangan berjalan" (saya yakin yang ini hanya bercanda saja, hehe) bertanya tentang istilah pertambangan yang saya lupa penjabarannya gimana. Maklum, saya bukan komputer atau search engine seperti google yang tahu apa yang kita cari.

Oleh karena itu, saya membuat informasi tentang istilah ini di Blog ini. Selain praktis, karena tidak perlu membawa buku catatan kemana-mana, saya tinggal buka saja blog Mas Dory ini lewat HP, tentunya jika sambungan internetnya ada, hehe.

Gambar Mas Dory dan teman-teman | Blog Mas Dory

Baca juga: Istilah yang digunakan di dunia pertambangan bagian pertama di sini.

Berikut ini istilah yang digunakan di dunia pertambangan, bagian kedua:
  1. Accident: kejadian yang tidak di sengaja, tidak di rekayasa, tidak di inginkan, dan dapat menimbulkan kerugian kepada manusia, alat, dan juga lingkungan sekitar.
  2. Fatality: Accident, kecelakaan yang mengakibatkan hilang nya nyawa korban dalam kurun waktu 1 x 24 jam sejak kejadian.
  3. Swell factor: pengembangan volume suatu material setelah tergali dari tempat asalnya (insitu).
  4. Bank Cubic Meter (BCM): Volume material saat baru diambil dari kondisi atau tempat aslinya.
  5. Loose Cubic Meter (LCM): Volume material setelah terurai dari kondisi aslinya. Biasanya LCM lebih banyak daripada BCM disebabkan oleh swell faktor, walaupun untuk jenis material dan densitas material yang sama.
  6. Ripping: Penggaruan, penguraian material dengan menggunakan alat berat seperti Excavator, Dozer yang dilengkapi ripper, dll. Yang digaru biasanya Overburden atau OB.
  7. Rippable: nilai yang menunjukkan material yang bisa di gali, di garu (ripper), dll.
  8. Seismic Test Meter: Alat yang digunakan untuk nilai kekerasan, kepadatan suatu material, satuan m/detik.
  9. Benching system: Cara penggalian, pengambilan material overburden dengan system jenjang (bench).
  10. Match factor: Nilai kesesuaian antara alat muat dan unit angkut saat beroperasi di front (fleet) yang sama.
  11. Mechanical availability: Ketersediaan alat (muat atau angkut) di tinjau dari waktu-waktu yang hilang, yang disababkan oleh sebab-sebab mekanikal seperti kerusakan mesin, perawatan mesin, dll.
  12. Stake Out: proses menentukan titik lokasi (pematokan) yang dilakukan bagian survey sesuai dengan titik rencana dalam peta tambang.
  13. Spontaneous Combustion: Proses terbakarnya batubara secara spontan baik itu terjadi di kondisi asal nya (belum digali, masih insitu), ataupun terjadi di ROM (Run of Mine) stock tambang atau ROM stockpile pelabuhan.
  14. Joint Survey: Kegiatan yang dilakukan pihak kontraktor dengan Customer saat mengambil data dan mengukur wilayah pertambangan.
  15. Expose: Lapisan batubara yang sudah terbuka diakibatkan oleh kegiatan penggalian dan pengupasan overburden di atas atau disamping batubara tersebut.
  16. Hauling: Kegiatan pemuatan material bisa memuat overburden maupun batubara.
  17. Hauling Road: Jalan yang dilalui oleh unit angkut material overburden ataupun unit angkut batubara.
  18. Dilution Coal: Batubara yang tercampur dengan material asing seperti overburden, mud, dan material asing lainnya yang bukan batubara.
  19. Crusher: Mesin penghancur batubara menjadi butiran halus sesuai dengan permintaan pembeli. Biasanya crusher terdapat di stockpile atau jeti, namun ada juga crusher yang berada di ROM stock tambang.
  20. Overcut: Proses terjadinya pemotongan, pengambilan material overburden melebihi apa yang sudah di rencanakan oleh bagian engineering. Biasanya terjadi pada dinding tambang.
  21. Mineplan: Dokumen perencanaan tambang yang dibuat dan dikendalikan oleh bagian Engineering mulai dari perencanaan desain tambang, target produksi, dll.
  22. Stripping limit / Boundary: Batas terluar penambangan yang dibuat oleh engineering. Biasanya di beri patok berwarna tertentu yang menandakan batas tersebut.
  23. Clinometer: Alat untuk mengukur sudut hasil pembentukan slope.
  24. Bow Planning: Patok acuan pengawas kepada operator dalam membuat slope. Dibuat oleh engineering dan dipasang oleh bagian survey.
  25. P2H: Pemeliharaan dan Pemeriksaan harian alat atau unit yang dilakukan oleh operator, driver, ataupun pengawas terhadap unit yang dikendarai nya.
  26. Check Sheet: Form yang berisi daftar component alat atau unit yang harus di isi atau dicentang oleh operator, driver, dan pengawas saat melakukan P2H.
  27. Follow Up P2H: Kegiatan untuk menindaklanjuti temuan komponen-komponen yang tidak berfungsi dengan baik saat melakukan P2H.
  28. Blasting: Proses peledakan, penguraian material yang menggunakan bahan peledak yang telah diletakkan dan dirangkai berdasarkan aturan tertentu.
  29. Missfire: Peledakan yang gagal, mangkir, tidak jadi meledak (sebagian atau seluruhnya) dan harus dilakukan peledakan ulang.
  30. Clean Up Drilling Location: Meratakan, membersihkan area pengeboran yang biasanya dilakukan oleh dozer jenis kecil agar alat bor bisa bekerja dengan baik. Lubang bor ini nantinya yang akan di tanam bahan peledak untuk proses blasting.
  31. Spacing: Jarak antara lubang bor satu dengan lubang bor lainnya dalam satu baris yang sama.
  32. Drag scripper system: Metode pengambilan Overburden kemudian dilanjutkan dengan pengambilan batubara secara bersamaan dengan 2 alat muat berbeda dan alat angkut yang berbeda pula.
  33. Vessel: Bak unit alat angkut tempat material di muat, bak ponton.
  34. Bucket: Wadah atau tempat material saat di gali atau dimuat, bucket excavator, bucket wheel loader, dll.
  35. Tooth bucket: Gigi bucket untuk menggaru, menggali material overburden atau bahan galian.
  36. Alat muat: Alat berat, alat untuk mengambil material, excavator, wheel loader, power shovel, liebherr, dll.
  37. Alau angkut: Unit angkut material yang memiliki vessel atau bak, ADT (Articulated Dump Truck), Dump Truck, Heavy Duty Dumptruck (HD), dll.
  38. Light Vehicle: Unit LV (Mobil penggerak 4 WD) yang dikemudikan oleh orang yang diberi kewenangan untuk itu. Pengawas, mekanik, driver LV, dll yang mempunyai Kimper.
  39. Super elevasi: sudut kemiringan jalan di tikungan yang dibuat mulai dari sisi terluar jalan hingga sisi terdalam. Dibuat dengan tujuan mencegah unit keluar jalur jalan saat melintas di tikungan, mencegah unit terguling, rebah yang diakibatkan oleh adanya gaya sentrifugal.
  40. Blindspot: Titik buta pengelihatan mata karena terhalang oleh benda, obyek lain di depan, umumnya blindspot berada di tikungan tajam, jalan tanjakan, dll.
  41. Job pending: Penyerahan pekerjaan tambang antara foreman shift pagi, dengan foreman shift malam. Tujuannya agar pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan shift pagi bisa dilanjutkan oleh karyawan shift malam.
Baca juga Istilah yang digunakan di dunia pertambangan bagian pertama disini.

Sumber data: File Data Microsoft Office PowerPoint Presentation Nama File Mining Terminologi dengan sedikit tambahan dari apa yang sudah saya pahami tentang istilah yang digunakan di pertambangan di atas. Harapan saya semoga sedikit informasi ini bisa bermanfaat buat anda yang sedang membutuhkannya.
Reviewer: Dory Saputro
on: 1/06/2015, Rating: 5
ItemReviewed: Istilah yang digunakan di Dunia Pertambangan bagian Kedua
Descripton: Blog Mas Dory - Istilah yang sering digunakan di dunia pertambangan bagian kedua menyambung apa yang sudah ada di bagian pertama.